lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: September 2010
http://lembar-kisah.blogspot.com/2010_09_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 17 September 2010. Saat hatiku rapuh tak berdaya. Aku matikan lilin putih menyala. Dengan duka aku berjalan. Menyeruak kabut sesakkan jantung. Langit serasa tak lagi punya hujan. Hanya terik menyengat jiwa. Menembus hati yang galau dan kelabu. Lalu kubiarkan hatiku menyapa hening. Gelarkan suara serak pedih dan sendu. Ratap tangis di tengah hampa. Dan akhirnya tertawa penuh pahit. Setelah hari itu…. 171; Posting Lama.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Februari 2012
http://lembar-kisah.blogspot.com/2012_02_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 10 Februari 2012. Aku ingin menulis puisi tentangmu. Lewat bait-bait kata manis memadu. Yang kupilih dari desah igau hatiku. Puisi ini tentang cinta merayu. Tapi bukan laksana kumbang penghisap madu. Ia buaian kata indah memukau namun palsu. Tapi, aku tak sanggup menorehkan kata. Tetes-tetes tinta pun mulai mengering di ujung pena. Mungkin ada yang salah,debar tak juga menyapa. Relung rasaku hambar, kosong terhampar hampa.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Juli 2010
http://lembar-kisah.blogspot.com/2010_07_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Rabu, 21 Juli 2010. JEJAK MAKNA "ULANG TAHUN". Lalu darimana asal tradisi ulang tahun yang disertai kue dan lilin? Lalu bagaimana dengan Maulid Nabi? Apakah perayaan Maulid Nabi merupakan legitimasi dibolehkannya tradisi ulang tahun? Waktu terus bergulir…. Datang sudah hari ini. Hari dimana dulu aku dilahirkan. Tanpa kusadari kini usiaku semakin bertambah. Waktupun betah berlabuh: menungguku di bulan Juli. Minggu, 11 Juli 2010.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Mei 2011
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Selasa, 17 Mei 2011. Doa terangkai saat malam menyapa. Meski hanya sepi menyahut kesah. Tapi jiwa tak lelah melantunkan bait asa. Dan saat itu segala guhdah sirna menjauh. Resah tak lantas hilang, ia tetaplah ada. Namun saat alunan doa terpanjat berbalut ikhlas rasa. Seakan beban serta merta terkikis sudah. Sebelum mata redup terbuka. Keajaiban bukanlah mimpi belaka. Saat kau sematkan kata percaya. Harapan kadang begitu rapuh.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Tutup Kisah "Embun" .....(Puisi terakhir tentangmu)
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011/10/tutup-kisah-embun-puisi-terakhir.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 14 Oktober 2011. Tutup Kisah "Embun" .(Puisi terakhir tentangmu). Karena pesonamu sejuk melaun. Bagai melodi merdu mengalun. Tentangmu…rindu bertalu dalam lamun. Mencipta kata nan syahdu pada bait terlantun. Hingga bibir merapal mantra menguntai selarik pantun. Begitu ingin kudekap embun. Menawannya dalam cangkang sekat gulana. Ingin kujadikan perona pagiku. Tanpa lirikan desah angin. Tanpa deburan ombak dingin.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Desember 2010
http://lembar-kisah.blogspot.com/2010_12_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Minggu, 05 Desember 2010. HATI YANG PALING INDAH. Sekarang kau sudah lihat seperti apa kecantikan yang sejati itu? Note:”Hati yang sempurna adalah hati yang saling berbagi cinta dan kasih sayang, keindahan hati yang sejati bukanlah dilihat dari bentuknya semata, tapi mempergunakan hati kita dengan sebaik-baiknya adalah keindahan yang tak ternilai harganya. Kamis, 02 Desember 2010. TANDA BACA (.) (,) (? Jangan menjamah rasaku lagi.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Februari 2011
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Minggu, 27 Februari 2011. Catatan seorang kawan "tentangku". Konnichiwa everbody,…. Mm„kali ini aku ingin sedikit bercerita tentang seorang wanita yang kukenal beberapa bulan yang lalu,. Namanya Malahayati Yunus,.sepertinya dia harus bangga karena namanya terukir diBlog “ALBA”.hehhehe. .bukan begitu kak Mala? 8230;katanya berbisik.(yes,of course).hahaha. Coba lihat saja foto yang kucuri dari account facebooknya, ceria sekali kan?
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Desember 2011
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011_12_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 23 Desember 2011. Cukup lama mengoyak pusaran hati. Begitu kelu mencumbu selaksa hari. Hingga rona pilu menembus guratan pori. Aku pun jengah merayap dalam lirihan sepi. Kuhempaskan ia dalam peti beribu pintu. Lalu kuncinya kupalu bertalu-talu. Hingga lebur tak berbentuk rupa…kaku. Kupunguti butir-butir tersisa bisu. Dan kuterbangkan, berharap angin menghalau biru. Cukup sudah membahas duka. Menebar senyum di balik senja.
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Oktober 2011
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011_10_01_archive.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 14 Oktober 2011. Tutup Kisah "Embun" .(Puisi terakhir tentangmu). Karena pesonamu sejuk melaun. Bagai melodi merdu mengalun. Tentangmu…rindu bertalu dalam lamun. Mencipta kata nan syahdu pada bait terlantun. Hingga bibir merapal mantra menguntai selarik pantun. Begitu ingin kudekap embun. Menawannya dalam cangkang sekat gulana. Ingin kujadikan perona pagiku. Tanpa lirikan desah angin. Tanpa deburan ombak dingin. 1 tahun y...
lembar-kisah.blogspot.com
Lembar Kisah: Pergilah...."NeSTaPa"
http://lembar-kisah.blogspot.com/2011/12/pergilahnestapa.html
Merangkai Dari Hati, Mengukir Dengan Kata dan Tercipta Dalam Lembaran Kisah. Jumat, 23 Desember 2011. Cukup lama mengoyak pusaran hati. Begitu kelu mencumbu selaksa hari. Hingga rona pilu menembus guratan pori. Aku pun jengah merayap dalam lirihan sepi. Kuhempaskan ia dalam peti beribu pintu. Lalu kuncinya kupalu bertalu-talu. Hingga lebur tak berbentuk rupa…kaku. Kupunguti butir-butir tersisa bisu. Dan kuterbangkan, berharap angin menghalau biru. Cukup sudah membahas duka. Menebar senyum di balik senja.